The Boy Next Door [1/3]

tbnd

Genre || Rating || Length

Romance || PG-14 || Threeshots

Cast :

Im YoonA & Oh Sehun

.

.

.

ff ini terinspirasi dari drama terbaru EXO yaitu ‘EXO Next Door’ tapi beda alur

hope your like it

Mentari pagi masih terlalu enggan memancarkan sinarnya karena hari masih cukup subuh untuknya menampakkan diri. Jam dinding berwarna putih-biru di kamar Yoona menunjukkan pukul 05:35 KST. Yoona mengerjap – ngerjapkan matanya singkat, kepala gadis itu terasa berdenyut saat dia memegangnya. Ini sudah terbiasa baginya.

Yoona berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di alam mimpi sambil membuka gorden jendela kamarnya, yang berwarna biru langit dan membuat perasaannya tentram. Tunggu, apakah benar karena warna gorden atau karena ada sesuatu di balik gorden?

Jam dinding gadis itu menunjukkan pukul 06:15 KST, harusnya seorang siswi yang mempunyai kewajiban untuk bersekolah sekarang sedang sibuk menyiapkan segalanya untuk berangkat sekolah. Tapi bagaimana dengan Yoona? Tidak peduli dengan penampilannya yang masih memakai piyama serta poni yang diikat keatas, Yoona memandangi terus seseorang di seberang jendelanya yang sekarang sedang merentangkan tangannya untuk menghirup udara segar di pagi hari.

Biasanya setelah ini orang itu akan mengambil handuk di pinggir jendela lalu berjalan kearah kamar mandi, dan setelah itu  dia akan keluar dan mengajak anjingnya untuk berolahraga di depan halaman rumah. Akal sehat Yoona mulai bekerja abnormal setiap kali dia mencemburui anjing orang itu yang bisa sangat akrab dengannya.

Inilah kegiatan baru seorang Im Yoona di pagi hari, atau yang lebih tepatnya pekerjaan baru yang sudah  dia jalani selama 5 minggu belakangan ini, yaitu mengamati  lelaki tampan yang dia lihat sedang menolong seorang nenek menyeberang jalan. Dan ajaibnya, beberapa setelah kejadian tersebut, orang itu pindah di samping rumah Yoona. Dan kabar yang paling membahagiakan adalah kamarnya tepat bersebrangan dengan kamar Yoona,

“Yoona-ya! Cepat turun! Apa kau tidak mau sarapan atau berangkat sekolah?”

Gadis itu menutup kedua telinganya saat tahu suara kakaknya. Suara Yuri mulai menggelegar membuat Yoona berdecak kesal, berani bertaruh pasti sekarang dia sudah ada di depan meja makan dan duduk manis beserta Eomma dan Appa-nya.

Terlihat Yoona menyisir rambutnya dengan cepat dan membiarkan rambut panjang berwarna hitam kecoklatannya terurai bebas, tak lupa dengan memberi sedikit bedak, Yoona kembali memandang kearah jendela dan mendapati orang itu sedang asik menonton televise di temani secangkir kopi-mungkin. Kembali Yoona terpesona melihat ketampanan wajahnya dan merasakkan detak jantungnya berdetak cepat, lagi.

“IM YOONA! PPALLI!”

Ingin sekali Yoona menyumpal mulut kakaknya itu dengan sandal agar dia bisa berhenti berteriak. Tanpa pikir panjang, Yoona pun langsung memakai kemeja putih panjang, sweater berwarna peach dan memakai dasi cokelat yang merupakan seragam sekolahnya.

“IM YOONA!!”

“TUNGGU!!” jerit gadis itu kesal sambil memasukkan beberapa peralatan sekolah asal dan langsung berlari keluar kamar, tapi sebelum itu Yoona masih sempatnya melirik kearah jendela dan mendapatinya masih dengan aktifitas yang sama.

***

Dengan langkah malas Yoona mulai masuk ke dalam kelas dan mendapati beberapa murid sedang tertawa – tawa girang atau sedang asik bermain dengan sahabat – sahabat mereka, semua terlihat bahagia tanpa beban. Yoona melirik kearah Irene Bae, teman sebangku sekaligus sahabat karibnya yang sekarang sedang sibuk berkutat dengan bukunya, dia terlihat fokus membacanya. Dengan mata yang masih terkantuk Yoona langsung mendudukan diri disampingnya.

“Apa yang kau lakukan semalaman? Menonton drama atau membaca novel?” Dagu Yoona tergerak seakan menunjuk kearah meja di depannya, Irene mengikuti arah pandangannya dan matanya sedikit melebar.

“Astaga, apa kau membaca 3 novel berjumlah mencapai 1600 halaman dalam waktu 10 hari?”Yoona hanya mengangguk menanggapi Irene. Irene menepuk keningnya pasrah dan hanya bisa menggeleng – gelengkan kepalanya pusing melihat tingkah sahabatnya yang tidak pernah belajar.

Irene kembali membaca bukunya dan Yoona meletakkan kepalanya yang terasa berat ini keatas meja, berusaha untuk tertidur kembali karena kepalanya selalu terasa sakit akibat tidur terlalu larut dan bangun terlalu dini. Irene sudah tahu kebiasan Yoona dan dia tentunya sudah terbiasa.

Kadang Yoona bingung sendiri, kenapa gadis yang malas seperti dirinya bisa berteman akrab dengan seorang kutu buku yang cantik seperti Irene Bae, walaupun nilainya tidak pernah jelek dan nilai mereka tidak pernah terpaut jauh, tapi tetap saja karakter mereka benar – benar bertolak belakang, mungkin itulah ciri khas persahabatan.

Ya! Yoona, bangun! Lee songsaengnim sudah datang!” bisik Irene di telinga Yoona membuatnya terlonjak kaget, tapi benar apa katanya, guru ter-killer di sekolah ini sudah berdiri di depan dan Yoona tertidur disini?

Cepat – cepat Yoona merapikan rambut dan menyimpan novelnya di bawah meja sebelum dia mendapat masalah. Terpaksa dia menghapus sejenak bayangan tetangga barunya itu agar bisa konsen di sekolah.

Lupakanlah dia sejenak sampai pulang sekolah, Im Yoona

***

Setelah Yoona melewati musim panas yang cukup menyenangkan dengan menonton puluhan drama dan membaca novel, kini musim gugur sudah mulai menyelimuti Seoul. Yoona menatap pohon – pohon di sekitar rumahnya yang daunnya mulai menguning disertai pergantian. Langit sudah semakin gelap menandakkan sekarang sudah menjelang malam.

Yoona melirik kembali lelaki tampan yang sekarang sedang sibuk memainkan rambut spickynya, dengan kemeja berwarna biru dongker dan celana panjang berwarna hitam dia terlihat semakin tampan dan gentle. Sekali lagi jantungnya kembali berdetak cepat karena perasaan gugup yang tiba – tiba menghinggapinya.

“Yoong, aku ingin pergi bersama Kris, apa kau mau kubawakan makanan?” Yoona langsung terlonjak kaget begitu mengetahui ada suara seseorang tiba – tiba di belakangnya, perlahan dia mengelus – elus dadanya yang masih kaget. Yuri mengerutkan dahinya bingung melihat tingkah Yoona, dia pun menyipitkan matanya dengan tatapan curiga.

“Kau sedang apa berdiam diri di depan jendela sambil memegangi lup sebesar itu? Apakah kau ingin menjadi seorang Detective?” Yoona melirik kearah tangan kanannya yang sedang memegang lup berukuran jumbo dengan erat, segera dia sembunyikan lup itu.Dari gelagatnya, terlihat Yuri masih sangat curiga dengan tingkah laku bodohnya itu, Yoona segera memutar otak untuk mencari alasan yang tapat,

“Hmm… aku sedang mengamati dedaunan di musim gugur, tugas biologi” kata Yoona mencoba bersikap santai.   Yuri masih menatapnya curiga, “Eonnie tahu kan selama ini jika ada tugas pasti Irene yang mengerjakannya karena aku tidak pernah serius mengerjakannya, tapi kali ini aku mau membantunya” kata Yoona.

Terlihat dari tatapannya, Yuri mulai tidak curiga dan membalikkan tubuhnya untuk segera pergi, “Kau yakin tidak ingin kubawakan apa-apa?” Yoona pun menggeleng.

“Aku tidak ingin menyusahkan orang yang sedang berkencan” Yuri tersenyum malu lalu segera memukul pundak Yoona pelan, “Kau ini, yasudah aku pergi dulu”   Terdengar langkah kaki Yuri mulai menjauh diiringi suara pintu kamar Yoona yang perlahan menutup, kembali, Yoona mengalihkan perhatiannya pada Oh Sehun.

Oh Sehun. Nama yang membuat Yoona menjadi seperti orang gila yang tidak tahu tujuan hidupnya, nama yang sangat cocok untuk tetangganya yang tampan itu. Setelah sekian lama Yoona menyukainya dan tidak tahu namanya, tapi sepertinya Dewi Fortuna benar – benar sedang berpihak padanya, bahkan gadis itu tahu namanya dari seorang tukang pos yang kebetulan sedang mengantar surat ke rumah Sehun yang saat itu sedang kosong.

Yoona kembali melihat Sehun sedang sibuk memakai parfum lalu kembali menata rambutnya, dia masih termakan dengan pesonanya sampai Yoona menyadari suatu hal. Ini hari Sabtu, dimana setiap hari itu tiba, Yuri pasti akan sibuk berkencan dengan kekasihnya yang berpakaian rapi tak lupa wangi parfum yang tercium jelas di indera penciumannya setiap dia menemuinya. Tiba – tiba mata Yoona membulat menyadari hal ini.

Apa Oh Sehun ingin pergi berkencan? Dia sudah punya kekasih? Nafas Yoona mungkin akan mencapai titik penghabisan jika memang itu faktanya. Yoona menggelengkan kepalanya, mencoba menepis pikiran buruk yang tiba – tiba datang. Jari – jari lentik gadis itu sengaja dia pukulkan pelan pada kepalanya supaya dia bisa tersadar dengan apa yang dia pikirkan.

Kau punya kekasih, Oh Sehun? Semoga ini bukan akhir dunia untukku….

***

Seperti hari – hari biasanya, dengan kaki yang terasa sangat berat untuk di gerakkan, Yoona berjalan sambil membawa sebuah novel tebal dengan tempo yang lambat. Yoona selalu malas pergi ke sekolah, apalagi saat pelajaran para guru – guru killer di sekolah, mood sekolahnya seakan turun drastis. Syukurlah hari ini hari jumat, artinya dia bisa bebas melakukan hal apapun malam ini, besok, dan lusa. Membayangkannya saja sudah membuatnya kembali bersemangat.

Saat dia sampai di dalam kelas, tidak biasanya kelas sudah ramai seperti ini, mungkin Yoona adalah murid terakhir yang sampai disini mengingat jam masuk sudah mulai mendekat. Dan seperti biasa Yoona melihat Irene yang sudah terduduk dengan manis di tempatnya sambil- mencoret – coret kertas?

Dia tidak belajar?

Apa dia sedang ada masalah?

Kenapa dia terlihat sangat merana dan terpuruk?

Kali ini Yoona mempercepat gerakannya, segera Yoona mendudukan diri disamping Irene sambil menatapnya dengan tatapan bingung dan ingin tahu, “Irene?” Irene menoleh kearah Yoona. Astaga, apa dia menangis?

“Irene ada apa? Mengapa kau menangis seperti itu? Apa kau ada masalah dengan seseorang? Atau apa?” Irene menggeleng lalu tersenyum tipis menanggapi kalimat-kalimat Yoona yang bernada khawatir,

Gwaenchana, aku sedang merasa sedih saja”

Tidak. Irene jarang atau bahkan tidak pernah terlihat sedih apalagi sampai menangis di sekolah, ini hal yang sangat – sangat langka, pasti ada penyebab yang cukup mendalam baginya hingga matanya mengeluarkan cairan bening sebanyak itu dari kedua matanya.

Yoona menggeleng. “Tidak, kau pasti menyembunykan sesuatu dariku. Kau tidak pernah seperti ini, memang siapa yang membuatmu seperti ini?”

Belum sempat Irene bicara, seorang pria di dalam kelas itu atau yang lebih tepatnya ketua kelas mereka, tiba – tiba meneriakkan aba – aba untuk berdiri dan memberi salam pada wali kelas mereka. Terpaksa Yoona dan Irene harus menghentikkan pembicaraan mereka dan mengikuti jalannya kelas. Irene mulai menghapus air matanya yang masih terlihat membekas di kedua pipinya. Yoona ingin sekali memeluknya jika saja wali kelas mereka masih ada di ruang guru.

Terdengar Shin songsaengnim berdehem singkat. “Anak – anak, hari ini kita kedatangan murid baru”

Sontak perkataan singkat, padat, dan jelas yang dilontarkan Shin songsaengnim membuat kelas ricuh kecuali Yoona dan Irene,

Songsaengnim, murid barunya yeoja/namja?” Tanya Chanyeol dengan semangat.

“Murid barunya adalah seorang namja yang sangat tampan dan pintar” semua yeoja di kelas mulai menyuarakan ketertarikan mereka pada sosok itu sedangkan para namja tentunya kembali bersikap datar dan tidak peduli.

“Kalau begitu, mana murid barunya, songsaengnim? Aku sudah tidak sabar bertemu dengannya!” kata Krystal.

Shin songsaengnim berjalan menuju pintu kelas dan berbincang singkat dengan seseorang yang ada di sana, semua yeoja mulai heboh dan melirik – lirik kearah pintu dengan tidak sabar. Dipimpin oleh Shin songsaengnim, seorang pria tampan dengan seragam sekolah mereka mulai melangkah masuk membuat semua yeoja yang ada disana berteriak – teriak histeris atau berdecak kagum.

Yoona yang tadinya masih memikirkan keadaan Irene langsung membulatkan mata begitupun dengan mulutnya melihat siapa murid baru itu, kembali Yoona berterimakasih pada dewi fortuna atau dewi aprodhite, mungkin.

Oh Sehun, dia murid baru di sekolahku? bahkan satu kelas denganku? Apa takdir sudah menyatakkan kita berjodoh?

***

Dengan kondisi Sehun yang duduk tepat di depan Yoona, bagaimana bisa seorang Im Yoona konsen belajar? Di tambah lagi dengan masalah Irene yang sampai sekarang masih dipertanyakannya. Jung songsaengnim masih sibuk menulis puluhan rumus – rumus matematika yang seketika membuat kepala Yoona pusing, Irene sedang menatap papan tulis tapi pikirannya tidak ada disini. Yoona pikir ini adalah kesempatannya untuk menghilangkan segala rasa penasaran yang berkecamuk di pikiran.

Irene, ceritakanlah padaku kau ada masalah apa? Mungkin aku bisa membantumu, kalau kau punya masalah, jangan dipendam sendiri

Yoona menyodorkan secarik kertas kearahnya. Irene melirik sekilas dan membaca pesan di dalamnya, dia mendesah saat dugaannya tepat Yoona akan menanyakan pertanyaan ini kepadanya. Perlahan dia menulis beberapa kalimat lalu kembali menyodorkan kertas itu kearah Yoona.

Cintaku pada Luhan harus ku kubur dalam – dalam, cinta yang sudah membutakanku selama hampir 6 tahun ini harus kusingkirkan secepat mungkin

Yoona tercekat membaca kalimat yang singkat namun sangat menyakitkan untuk sahabatnya tersebut, sekarang Yoona tahu kenapa dia terlihat murung bahkan sesekali menangis sesuatu yang tidak diketahui alasannya.

Apa maksudmu?

Irene membuang nafas dengan kasar saat membaca kalimat Yoona yang mungkin sedikit bodoh di matanya, Yoona akui itu karena dia terlihat terlalu banyak basa – basi. Tapi, itu karena fokusnya sekarang ada pada laki-laki di hadapannya.

Dadaku terasa sesak saat aku tahu dia sudah memiliki kekasih, rasanya semua perjuanganku selama ini tidak ada gunanya. Cinta pertama adalah cinta yang paling berharga dalam hidup kita, dan aku sudah menyia – nyiakannya pada seorang Xi Luhan, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan lagi sekarang

Saat membaca setiap untaian kalimat yang dia tuliskan, tiba – tiba dada Yoona juga terasa sesak dan ingin menangis seperti sahabatnya. Yoona prihatin padanya, apapun sudah dia berikan pada Xi Luhan bahkan pria itu tahu Irene mencintainya, tapi dia tidak pernah meresponnya sedikitpun dan hanya bisa memanfaatkannya. Terlepas dari itu semua, Yoona mengkhawatirkan cinta pertamanya.

Yoona takut kisah cinta pertamanya akan sama dengan Irene Bae, mengingat sering terjadi kesamaan di antara mereka secara tidak sengaja.

“Im Yoona, apa yang tadi barusan saya katakan?” suara berat Jung songsaengnim sukses membuat seisi kelas melirik kearah Yoona. Yoona yang sedang membalas surat dari Irene pun langsung menjatuhkan pulpen yang sedang digenggamnya dan mendapati seisi kelas menatapnya dengan tatapan yang bercampur aduk.

Ne, songsaengnim?”

“Apa yang barusan aku jelaskan di depan kelas, Nona Im?”

Baiklah, ini adalah akhir dari hidup Im Yoona. Jelas saja gadis itu tidak tahu apa yang barusan Jung songsaengnim jelaskan, dan  Yoona rasa laki-laki tersebut menyadari hal itu. Perlahan kelenjar kulit Yoona mengeluarkan keringat dingin karena gugup dan Yoona hanya bisa menggigit bibirnya karena tidak tahu harus menjawab apa, “Kau tidak tahu kan, Nona Im?” Yoona menggeleng pasrah.

“Cepat kerjakan soal di depan, jika kau tidak bisa mengerjakannya, jangan harap 2 minggu ke depan kau bisa ikut dalam pelajaranku” Yoona tercengang mendengar kalimat Jung songsaengnim bernada mengancam dan mematikan itu, tanpa pikir panjang Yoona langsung berdiri sambil membawa buku, “Letakkan bukumu di meja”

‘Bersiaplah Im Yoona, kau akan ketinggalan materi pelajaran matematika selama 2 minggu,’ batin Yoona berbicara. Yoona melangkahkan kakinya ke depan papan tulis sambil menggigit – gigit bibir bingung apa yang harus dia tuliskan di papan putih ini.

Yoona melirik ke semua teman kelasnya, seakan tahu Yoona meminta bantuan, mereka hanya bisa menggeleng atau menunjukkan tatapan ‘aku juga tidak tahu’ yang membuatnya semakin kikuk berdiri di hadapan teman kelasnya dengan tanpa tujuan atau sejenisnya.

Songsaengnim, bolehkah aku membantunya mengerjakan soal itu?” sekarang giliran Yoona yang membulatkan matanya dan menoleh kebelakang, mencari sumber suara itu. Perasaan kaget dicampur bahagia yang tak bisa kubendung langsung menyelimuti perasaan hatinya yang tiba – tiba mendesir saat tahu siapa dia. Dia adalah Oh Sehun.

“Kau mau membantunya?” Oh Sehun mengangguk dengan pasti.

Perlahan Sehun berdiri dan berjalan mendekati Yoona yang membatu. Pipi gadis itu memperlihatkan semburat merah saat dia mendekatkan wajahnya kearah Yoona.“Bantuanku ini tidak gratis, Nona Im”

-to be continue-

Leave a comment

29 Comments

  1. yoona

     /  April 14, 2015

    Ahh seru, suka sma ceritanya..
    Kira” mksud sehun bantuan nya gk gratis apa yah,, penasaran…
    Thor nextnya scepetnya yah:)

    Reply
  2. ap sehun sadar klo diawasi ma yoona…ap yg akn diminta sehun

    Reply
  3. loveyoona

     /  April 14, 2015

    akh cie cie….
    yoonhun hemz…
    ku suka tpi itu shun mnta d byar sma apa yah ????

    Reply
  4. Aaaa kenapa harus tbc pas dobagian ituu? ? Lanjut yaaa gak sabaar^^

    Reply
  5. ana

     /  April 15, 2015

    jgan2 sehun sengaja pindah mah plus sklah biar dket ya sm yoona eonni.. dtggu ya chap slnjutnya..

    Reply
  6. maya luoxi

     /  April 15, 2015

    wow, sehun minta imbalan. kira apa ya? next ditunggu^^

    Reply
  7. vi

     /  April 15, 2015

    woahhh seru lanjut chap nya jgn lama lama ^^

    Reply
  8. afika

     /  April 15, 2015

    thor sumpah penasaran..jgan bikin yoona patah hati yaa

    Reply
  9. perl

     /  April 15, 2015

    Akhhh sehunnn next thorrr seruuu

    Reply
  10. haloo, reader baru disini:)
    anyway, alurnya bagus ya, tipikal teen romance dan aku suka hehe. aku suka penggambaran sudut pandangnya semua dari yoona, jadi sehunnya terkesan misterius gitu, bikin tertarik dan itu poin plus. semoga cepet dilanjut ya, hehe.

    Reply
    • halo juga:)
      semoga suka dengan ff yang ada disini~
      makasih ya atas masukan dan juga sudah membaca ff ini ^^

      Reply
  11. Wah ada udang di balik batu ! Neext

    Reply
  12. Wadooh.. Yoona sih trlalu ngepens sama sehun. Kayanya sehun udah nyadar kalo si yoong itu suka lirik2 si sehun wkwkw.
    Tapi apa ya kira kira permintaan sehun? Wkwkw…
    Aku masih penasaran aja soal Irene itu. Jangan jangan cinta pertamanya Sehun lagi? Makanya dia tiba2 nangis.
    Atau jangan2 permintaan sehun ada hubungannya sama irene. Hadooh #otakkuagakkorslet :/)
    Next authornim😂😍😘

    Reply
  13. whielf

     /  April 22, 2015

    ahhhh…

    jeongmal joaheee.. duhh ak jg hrp” cms nihh dgn first love.a yoona ehehe

    Reply
  14. jiaahh yoonanya masak cemburu sama anjing
    ffnya keren thor

    Reply
  15. Anjaayy😂😂 Sehun knp tau nama Yoona? Lucu lucu… Gak gratis? Gmn tuh Yoong? Bakalan seru kayanya lol

    Reply
  1. The Boy Next Door [1/3] | claudinealicia
  2. The Boy Next Door [3/3] | bigdeeryoona | byo

Leave a comment