[Ficlet Series] Tenacious – 4

tenacious

Author || Genre || Rating || Length

byo || Romance, Friendship, School Life || PG-14 || Ficlet

Cast :

Im YoonA Xi Luhan Byun Baekhyun

Support Cast :

Wendy Son Park Chanyeol Irene Bae

.

.

.

04

– The Feeling –

Nado moreulge jeonhwagireul deulgo marasseo
naya…cheom oreanmaniya
neomu himi deureoseo jabgido mianhaeseo
neoreul bonaen ge… huhwidwaeseo hansumman swineungeol

Neomu nollaseo mari naojido anhasseo
ddeollineungaseumman budjabasseo
manhi himdeunji jigeum eodi ittneunji
mudgido jeone nunmuri heulleosseo
Ne sumsuriman deullyeodo geurae

Terdengar dua suara berbeda gender dari ruang latihan vokal di iringi dengan alunan piano yang mengetuk hati bagi siapa pun yang mendengarnya. Itu karena kedua orang itu tidak menutup pintu ruangan tersebut dengan rapat. Orang yang berlalu lalang di sekitar situ menyempatkan diri untuk mendengar siapa pemilik suara – suara emas yang melantunkan lagu ‘Breath’ tersebut.

Disaat yang bersamaan terlihat seorang gadis yang melihat pantulan dirinya di depan cermin sambil menggerakkan lengannya mengikuti iringan musik bergenre hip hop. Kakinya dia sentak – sentakkan, diikuti kepalan tangannya yang dia julurkan keatas. Bahunya sedikit dia gerakan lalu secara bergantian begitupun dengan kakinya.

Nunmuri ireohke heulleonaerimyeon
akkideon nae jageun chueogdeulmajeodo eojjeol jul molla
neomu apaseo seoro nohajugil yaksokhaejiman
jasin eobseul ddae,
gakkeum sumsorirado deullyeojugil

Hagopeun mari manhado
nan amu maldo meot hago…
da gwaenchanadago seororeul dalleago, Apahaesseo
Da dwideurrimyeon urin haengbokhagiman haesseo
Nohji mothago isseo

Masih diwaktu yang sama, suara kedua orang tersebut masih melantun dengan lembut. Terkadang kedua orang tersebut saling melihat satu sama lain lalu saling membalas senyuman yang di berikan. Ketika lagu mencapai nada klimaks, suara tinggi keduanya tak bisa di ragukan lagi dan patut di acungi jempol.

YoonA, gadis yang sedang latihan dan masih terus melihat pantulan dirinya di cermin yang besarnya setengah dari ruangan tersebut, terus menunjukkan gerakan – gerakan yang indah. Namun dia tak sadar, sedari tadi seseorang memperhatikannya dari awal gadis cantik itu latihan.

Ternyata kedua orang yang sedang latihan di ruang vokal adalah Wendy dan Baekhyun. Baekhyun sendiri duduk sambil memainkan piano. Ya, selain memiliki suara yang bagus, laki – laki tersebut sangat mahir memainkan jari – jemarinya diatas tuts hitam putih yang masih di mainkannya. Sedangkan Wendy duduk di kursi yang berada di dekat Baekhyun.

Luhan, laki – laki itu memperhatikan Yoona latihan. Kepala laki – laki itu ia sandarkan di pintu kaca yang tembus pandang. Sesekali ia tersenyum simpul manakala melihat Yoona marah – marah sendiri karena melakukan gerakan yang salah. Kini, terlihat Yoona, merapikan barang – barangnya dan memasukkannya ke dalam tas lalu gadis itu berjalan kearah pintu. Luhan yang menyadari hal tersebut langsung lari bersembunyi.

Nunmuri ireohke heulleonaerimyeon
Akkideon nae jageun chueogdeulmajeodo, Eojjeol jul molla
neomu apaseo seoro nohajugil yaksokhaejiman
Jakku nega saenggak nal ttaen..
Cheomeul su eobsi himdeul ttaen…

Ireohkerado gakkeum sumsorirado deullyeojugil

Lagu pun berakhir. Baekhyun pun mengangkat tangannya lalu menghadap kearah Wendy.

“Suaramu sangat bagus” kata Baekhyun sambil tersenyum.

“kau juga, Byun Baekhyun” ucap Wendy membalas senyuman Baekhyun.“dan aku tak menyangka, ternyata kau pintar memainkan piano” tambahnya.

“tentu saja” Ucap Baekhyun dengan narsis. Wendy memutar matanya malas dan menyesal mengatakan hal tadi, karena menyebabkkan sikap Baekhyun yang satu itu muncul.

“Baekhyun! Wendy! Apa kalian sudah selesai?” teriak Luhan yang tiba – tiba muncul sambil mengatur napasnya yang belum stabil.

“Ya! Kau mengagetkanku” teriak Baekhyun. Wendy yang duduk di sampingnya secara refleks menutup telinganya saat mendengar teriakkan Baekhyun.

“Kecilkan suaramu!” ucap Wendy memukul bahu Baekhyun dan membuat laki – laki itu meringis pelan. “ne, kami telah selesai latihan, ada apa Luhan?” Tanya Wendy pada Luhan.

Setelah merasa napasnya stabil, Luhan menarik lengan Baekhyun begitupun dengan lengan Wendy. “kajja kita ke kantin” ucapnya, membuat sebelah alis Baekhyun terangkat.

ya! kau teriak seperti itu hanya untuk mengajak kami ke kantin?” Tanya Baekhyun yang diabaikan oleh Luhan. Baekhyun mendengus sendiri karena pertanyaannya tak di respon.

Mereka pun keluar dari ruangan itu dan melewati koridor sekolah menuju kantin. Tangan Luhan sudah melepas lengan kedua orang itu. Dan mereka bertiga asik membicarakan hal – hal yang berhubungan dengan sekolah mereka ini.

“Yoona!” Teriak Wendy tiba – tiba saat melihat Yoona berjalan berlawanan arah dengan mereka. Luhan dan Baekhyun yang mendengar teriakkan Wendy, mengalihkan perhatiannya kearah Yoona.

“Wendy!” sahut Yoona yang langsung saja berlari kearah ketiga orang itu. “kalian mau kemana?” Tanya Yoona.

“kami ingin kekantin, apa kau mau ikut?” ajak Wendy.

“tentu saja” jawab Yoona sambil tersenyum.

“tak usah mengajakknya Wendy” ucap Baekhyun dengan nada bercanda. Yoona pun mengalihkan pandangannya kepada Baekhyun lalu memandang laki – laki itu tajam.

“kau!” suara Yoona dengan nada tinggi. ”apa kau ingin ku habisi di tempat ini?” lanjutnya.

“aish! Berhentilah”

***

Irama hujan terdengar indah. Setiap nadanya membelai siapapun yang mendengarnya. Airnya turun membasahi beberapa tempat di kota Seoul, temasuk Sekolah paling bergengsi ini. Yoona berdiri mendengar irama hujan tersebut. Dia mendengarnya sembari menunggu hujan reda. Gadis itu memutuskan pulang sendiri karena Luhan dan juga Baekhyun masih ada kegiatan tambahan.

Tak berselang lama, terlihat Luhan mulai melangkahkan kakinya meninggalkan ruang latihan. Baru saja ia keluar, laki – laki itu terkejut saat mendapati banyak siswi yang berdiri di luar ruang latihan. Ia bertanya – tanya dalam hati ada apa ini pikirnya.

oppa sangat keren” salah seorang gadis maju melangkah ke depan mendekati Luhan.

ne, dan wajahmu juga tampan bolehkah aku meminta nomor ponselmu?” tambah gadis yang lainnya.

ne, bolehkah oppa?” tambah yang lainnya.

Luhan mengernyit bingung. Jujur saja ia tak suka jika gadis – gadis ini bertingkah berlebihan kepada dirinya. “Mianhae, aku terburu – buru” ucapnya membungkuk lalu berjalan meninggalkan mereka.

oppa di luar hujannya sangat deras, apa kau butuh payung?” teriak gadis itu.

Luhan berbalik sekilas. “tidak usah” ucapnya sambil tersenyum tipis.

Laki – laki itupun berjalan menuju pintu utama sekolah ini. diambilnya headset dari saku celanyanya lalu memasangnya ke telinga. Ia membuka ponselnya lalu men-shuffle lagu yang ada di playlistnya, kemudian terdengar lagu ‘Beautiful’ milik grup EXO yang kebetulan albumnya baru di rilis beberapa hari yang lalu.

Tiba – tiba langkahnya berhenti, pandanganya fokus menatap punggung dari gadis tinggi semampai yang tak jauh dari depannya. Siapa lagi kalau bukan Im Yoona. Terlihat tangan gadis itu ia ulurkan untuk merasakan tetesan air hujan. Luhan tersenyum lebar, entah kenapa lagu dan momen yang sekarang ia hadapi begitu cocok.

Baru saja ia ingin menyentuh bahu gadis itu, pikiran Luhan teringat akan payung yang di tawarkan gadis tadi. Luhan rasa, ia harus meminjam payung gadis itu. Setidaknya ini kesempatan untuknya bukan? Ia ingin memayungi Yoona dan berjalan di tengah derasnya hujan, bukankah itu romantis?

Dengan secepat kilat Luhan kembali ke tempat tadi. Ia berharap gadis – gadis itu masih berada di sana. Dan, untunglah mereka masih berada di depan ruang latihan yang tadi ia tempati.

“bolehkah aku meminjam payungmu?” Tanya Luhan pada gadis tadi, terlihat gadis itu tersenyum.

“tentu saja” dengan segera gadis itu memberikan payungnya pda Luhan.

gomawo” ucap Luhan singkat, lalu kembali berlari meninggalkan mereka. Gadis tadi sedikit mendengus karena Luhan langsung pergi begitu saja, akan tetapi laki – laki itu tak peduli.

Langkah larinya yang begitu cepat akhirnya sampai di tempat Yoona menunggu. Sembari menstabilkan pernapasannya, matanya menangkap sesuatu yang membuatnya terdiam. Napasnya seperti terhenti, darah yang mengalir pada dirinya mengalir dengan deras. Kemudian nampak sebuah senyuman pahit dari wajah tampannya.

Yoona, gadis itu kini telah berjalan ditengah derasnya hujan. Tidak, gadis itu tidak sendiri, dia berjalan bersama seseorang yang telah memayunginya. Kembali Luhan menampakkan senyum pahitnya. Seseorang yang memayunginya adalah sahabatnya sendiri, Baekhyun. Apa benar yang tidak diharapkan Luhan akan terjadi? Apa benar Baekhyun menyukai gadis itu juga? Apa benar akan terjadi sesuatu diantara mereka bertiga?

***

Wendy, gadis itu tersenyum pada Irene yang masih latihan lalu melambaikan tangannya. Irene pun membalasnya. Setelah itu, gadis dengan rambut ombre biru tersebut melangkahkan kakinya menjauhi ruangan tersebut. Dia sedikit bersenandung kecil melewati beberapa murid yang masih ada di sekolah. Hingga dia melihat Luhan, namun laki – laki itu membelakanginya.

Wendy tersenyum, namun seperti ada yang aneh. Mengapa Luhan hanya berdiam diri seperti itu? Dengan sebuah payung yang ada di genggamannya. Gadis itu sedikit maju mendekati Luhan, lalu tak sengaja Wendy melihat dua orang yang sedang berjalan di tengah derasnya hujan. Dia tahu siapa dua orang tersebut.

Lalu pandangannya kembali melihat Luhan yang masih berdiam diri. Luhan seperti fokus melihat sesuatu. Wendy pun mengikuti arah mata Luhan melihat. Pandangan tertuju pada objek yang sama akan apa yang Wendy lihat tadi. Dan secara bergantian Wendy memperhatikan mereka. Wendy mulai mengerti lalu tersenyum.

“kau melihat mereka?” Tanya Wendy pada Luhan. Terlihat laki – laki itu sedikit kaget namun buru – buru ia memperbaiki ekspresinya.

aniya” bohong Luhan.

“kau tak perlu berbohong Luhan” kata Wendy.

“aku tidak berbohong” bantah laki –laki itu.

“apa kau menyukainya?” Tanya Wendy pelan – pelan. Luhan sedikit gugup saat Wendy menanyakan itu.

nugu?”

“Yoona” jantung Luhan bekerja lebih cepat, keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya. Apakah ia terlalu kentara, jadi mudah untuk di tebak oleh gadis berambut ombre di depannya?

“ti..tidak mungkin Wendy” Luhan masih berusaha membantahnya dengan sebuah senyuman tipis yang kaku di wajahnya.

no man and women can get really pure-friendship in this world, Luhan” Wendy tersenyum lebar saat sesudah mengatakan itu. “jadi kau tak usah berbohong” tambah gadis itu lagi.

Luhan yang mendengarnya tertunduk lalu tersenyum miris. “kurasa kau benar” katanya dengan nada sepelan mungkin.

– to be continue –

Leave a comment

6 Comments

  1. maya luoxi

     /  April 4, 2015

    yee,, ayolah luhan ungkapkan perasaanmu pd yoona. yoona jg mencintaimu. dan baekhyun Mgkin memang dia bertindak layaknya seorg sahabat pd yoona

    Reply
  2. vi

     /  April 4, 2015

    wahh yoona kyanya disukai ma 2 sahabatnya tapi gx tau klo baek itu suka yoong apa enggak…..
    ayoo luhan katain perasaanmu pda yoong…^^

    Reply
  3. Smga ini bknlah cinta segitiga. Smga baek oppa nggak ada prsaan apapun ke yoong eonnie. Smga luyoon happily ever after.

    Reply
  4. nadeshiko

     /  April 16, 2015

    kalo ini cinta segitiga bakal tambah semangat bacanya haha

    Reply

Leave a comment